Jan Oblak dan Seni Membuat Frustrasi Lawan
![Jan Oblak dan Seni Membuat Frustrasi Lawan](https://cdns.klimg.com/bola.net/library/upload/21/2017/10/1_a0e4674.jpg)
Salah satu faktor yang membuat Atletico Madrid sulit dikalahkan adalah keberadaan Jan Oblak di bawah mistar. Kiper 24 tahun Slovenia itu bahkan kerap membuat pemain-pemain lawan merasa frustrasi oleh ketangguhannya dalam mengawal gawang.
Kehebatan Oblak sudah diakui di pentas La Liga. Trofeo Ricardo Zamoradari dua musim terakhir yang diraihnya adalah bukti nyata.
Bukan tanpa alasan dia mendapatkannya. Dia meraihnya karena dia memang pantas.
Kehebatan Oblak sudah diakui di pentas La Liga. Trofeo Ricardo Zamoradari dua musim terakhir yang diraihnya adalah bukti nyata.
Bukan tanpa alasan dia mendapatkannya. Dia meraihnya karena dia memang pantas.
Musim 2017/18 ini merupakan musim keempat Oblak berseragam Atletico. Statistiknya di La Liga terbilang mengagumkan.
Dalam 86 penampilan sejauh ini, Oblak sudah mencatatkan 50 clean sheet(laga tanpa kebobolan) dan baru kemasukan 49.
Jan Oblak di La Liga
Penampilan: 86
Kebobolan: 49
Laga tanpa kebobolan: 50
Kartu kuning: 3
Kartu merah: 0.
Dalam 86 penampilan sejauh ini, Oblak sudah mencatatkan 50 clean sheet(laga tanpa kebobolan) dan baru kemasukan 49.
Jan Oblak di La Liga
Penampilan: 86
Kebobolan: 49
Laga tanpa kebobolan: 50
Kartu kuning: 3
Kartu merah: 0.
Kiper terbaik liga utama Portugal 2013/14, Oblak direkrut Atletico dari Benfica dengan nilai transfer €16 juta pada Juli 2014. Waktu itu, dia menjadi kiper termahal sepanjang sejarah La Liga.
Oblak diproyeksikan menjadi pengganti Thibaut Courtois yang kembali ke Chelsea. Saat dipresentasikan sebagai pemain baru Atletico, Oblak berkata: "Saya datang bukan untuk menggantikan siapapun. Saya datang sebagai pemain lain."
"Saya akan lakukan segalanya untuk membela seragam ini. Saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk membantu tim."
Oblak membuktikan ucapannya. Perlahan namun pasti, dia mengembangkan sebuah seni yang kini identik dengan dirinya - seni membuat frustrasi lawan dengan penyelamatan-penyelamatan hebat di bawah gawang.
Di awal, Oblak memang hanya jadi pelapis Miguel Angel Moya, yang direkrut dari Getafe sebulan sebelumnya. Namun cedera yang dialami kiper Spanyol itu saat melawan Bayer Leverkusen di Liga Champions mengubah segalanya. Oblak merebut tempat Moya dan membuat seniornya itu cuma kebagian jatah laga-laga Copa del Rey.
Namun Oblak memang pantas menjadi kiper utama. Ketangguhannya sebagai benteng terakhir Atletico semakin meningkat di musim 2015/16, di mana dia menyabet Trofeo Zamora setelah hanya kebobolan 18 gol dalam 38 pertandingan La Liga - menyamai rekor Francisco Liano (Deportivo La Coruna) yang sudah bertahan selama 22 tahun.
Di tim nasional Slovenia, dia juga keluar dari bayang-bayang Samir Handanovic yang pensiun pada akhir 2015.
Musim berikutnya, penghargaan untuk kiper dengan rasio goals-to-gamesterendah di La Liga ini kembali jatuh ke tangan Oblak. Media Spanyol sampai menjulukinya 'Jan Zamora'.
Oblak diproyeksikan menjadi pengganti Thibaut Courtois yang kembali ke Chelsea. Saat dipresentasikan sebagai pemain baru Atletico, Oblak berkata: "Saya datang bukan untuk menggantikan siapapun. Saya datang sebagai pemain lain."
"Saya akan lakukan segalanya untuk membela seragam ini. Saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk membantu tim."
Oblak membuktikan ucapannya. Perlahan namun pasti, dia mengembangkan sebuah seni yang kini identik dengan dirinya - seni membuat frustrasi lawan dengan penyelamatan-penyelamatan hebat di bawah gawang.
Di awal, Oblak memang hanya jadi pelapis Miguel Angel Moya, yang direkrut dari Getafe sebulan sebelumnya. Namun cedera yang dialami kiper Spanyol itu saat melawan Bayer Leverkusen di Liga Champions mengubah segalanya. Oblak merebut tempat Moya dan membuat seniornya itu cuma kebagian jatah laga-laga Copa del Rey.
Namun Oblak memang pantas menjadi kiper utama. Ketangguhannya sebagai benteng terakhir Atletico semakin meningkat di musim 2015/16, di mana dia menyabet Trofeo Zamora setelah hanya kebobolan 18 gol dalam 38 pertandingan La Liga - menyamai rekor Francisco Liano (Deportivo La Coruna) yang sudah bertahan selama 22 tahun.
Di tim nasional Slovenia, dia juga keluar dari bayang-bayang Samir Handanovic yang pensiun pada akhir 2015.
Musim berikutnya, penghargaan untuk kiper dengan rasio goals-to-gamesterendah di La Liga ini kembali jatuh ke tangan Oblak. Media Spanyol sampai menjulukinya 'Jan Zamora'.
![](https://cdns.klimg.com/bola.net/library/upload/13/2017/10/3_d4e2354.jpg)
Memang tidak mudah mencuri gol dari Oblak. Pemain-pemain seperti Neymar, Luis Suarez hingga Karim Benzema saja baru pernah sekali mencetak gol ke gawang Oblak dalam beberapa pertemuan mereka.
Sejauh ini, baru ada empat pemain yang pernah mencetak lebih dari satu gol ke gawang Oblak di pentas La Liga. Dua di posisi teratas adalah Lionel Messi dari Barcelona dan Cristiano Ronaldo dari sang rival sekota Real Madrid.
Gol vs Jan Oblak di La Liga
4 - Lionel Messi (5 pertemuan)
3 - Cristiano Ronaldo (4 pertemuan)
2 - Roberto Soriano (2 pertemuan)
2 - Cristhian Stuani (1 pertemuan).
Sejauh ini, baru ada empat pemain yang pernah mencetak lebih dari satu gol ke gawang Oblak di pentas La Liga. Dua di posisi teratas adalah Lionel Messi dari Barcelona dan Cristiano Ronaldo dari sang rival sekota Real Madrid.
Gol vs Jan Oblak di La Liga
4 - Lionel Messi (5 pertemuan)
3 - Cristiano Ronaldo (4 pertemuan)
2 - Roberto Soriano (2 pertemuan)
2 - Cristhian Stuani (1 pertemuan).
![](https://cdns.klimg.com/bola.net/library/upload/13/2017/10/4_d4eafc1.jpg)
![](https://cdns.klimg.com/bola.net/library/upload/13/2017/10/2_d4cd550.jpg)
Dengan kehebatannya sebagai seorang penjaga gawang, Oblak ibarat sudah menguasai seni membuat frustrasi lawan. Pemain terakhir yang dibuat frustrasi olehnya adalah Nabil El Zhar.
Atletico melawan tuan rumah Leganes pada jornada 7 La Liga 2017/18. Atletico hanya bisa meraih hasil imbang 0-0 dan gagal membawa pulang poin maksimal. Namun satu poin ini sendiri pantas disyukuri oleh mereka.
Pasalnya, Atletico bisa saja kalah. Oblak lah yang menghindarkan mereka dari kekalahan. Tiga tembakan tepat sasaran Leganes, semua oleh El Zhar, sukses dia mentahkan dengan aksi penyelamatan- penyelamatan heroiknya.
Atletico melawan tuan rumah Leganes pada jornada 7 La Liga 2017/18. Atletico hanya bisa meraih hasil imbang 0-0 dan gagal membawa pulang poin maksimal. Namun satu poin ini sendiri pantas disyukuri oleh mereka.
Pasalnya, Atletico bisa saja kalah. Oblak lah yang menghindarkan mereka dari kekalahan. Tiga tembakan tepat sasaran Leganes, semua oleh El Zhar, sukses dia mentahkan dengan aksi penyelamatan- penyelamatan heroiknya.
Posting Komentar